Rabu, 06 November 2019

Struktur, Bentuk, dan Klasifikasi Virus

Virus tidak dapat diklasifikasikan sebagai sel karena virus tidak memiliki nukleus dan sitoplasma. Virus dapat berada di luar sel atau di dalam sel. Di luar sel virus merupakan partikel submikroskopis yang mengandung asam nukleat yang dibungkus oleh protein dan kadang mengandung makromolekul lain. Di dalam sel, khususnya sel hidup, virus dapat memperbanyak diri. Virus dapat sebagai agen penyakit (agents of disease) dan agen hereditas (agents of heredity). Sebagai agen penyakit, virus dapat menginfeksi sel dan akan menyebabkan perubahan dalam sel, menyebabkan gangguan fungsi sel, atau menyebabkan kematian. Sebagai agen hereditas, virus dapat menyebabkan perubahan genetik dalam sel dan biasanya tidak membahayakan bahkan bermanfaat.

A. Ciri-ciri Virus
Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yang dapat menginfeksi hampir semua jenis makhluk hidup. Kita tidak dapat melihat virus dengan mata telanjang, tetapi harus menggunakan mikroskop elektron, Virus mempunyai ukuran sekitar 20 – 30 nanometer (nm), 1 nm = 1/1.000.000.000 meter. Ukurannya rata-rata 50 kali lebih kecil dari bakteri. Virus memiliki ciri-ciri, antara lain: 
  • Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleus.
  • Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma.
  • Dapat digolongkan benda hidup, karena memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat.
  • Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau jaringan yang hidup.
  • Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
  • Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang beracun.
  • Bersifat parasit.

B. Struktur Virus
Virus mempunyai struktur sederhana, yang hanya terdiri atas selubung atau protein pelindung yang disebut kapsid yang tersusun atas molekul protein dan bagian isi yang tersusun atas asam nukleat berupa DNA atau RNA, dapat pula dilengkapi dengan pembungkus atau envelope dari lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dan berasal dari sel inang virus. Struktur virus terdiri atas:
  • Bagian pusat: mengandung ADN atau ARN dikelilingi oleh selubung atau capsid dari protein.
  • Capsid: dibangun oleh beribu-ribu molekul protein.
  • Kapsomer (capsomere): mempunyai bentuk bermacam-macam seperti: prisma, heksagonal, pentagonal.
  • Bentuk Virus. Bentuk virus bermacam-macam, yaitu silindris, kotak, oval, memanjang, dan polihedron.
  • Ukuran Virus Ukuran virus lebih kecil dari bakteri antara 30 nm - 300 nm (1 nm = 10-9 m).
 Virus tidak dapat diklasifikasikan sebagai sel karena virus tidak memiliki nukleus dan si Struktur,  Bentuk, dan Klasifikasi Virus
C. Klasifikasi Virus
Jenis virus ada tiga, yaitu virus bakteri, virus hewan, dan virus tumbuhan. Pada virus hewan terdapat asam nukleat DNA dan RNA, sedangkan virus tumbuhan berisi RNA. Pada DNA umumnya berantai ganda terpilin (double helix), contoh virus ini antara lain virus influenza, virus herpes, virus kutil, virus alat kelamin, virus belek, dan virus yang menyebabkan kanker. DNA yang berantai tunggal, contohnya virus yang berhubungan dengan cacar. Untuk virus RNA, baik yang berantai ganda atau tunggal semuanya tidak terpilin, contoh virus RNA antara lain TMV (Tobacco Mozaic Virus), virus polio, virus HIV. Virus diklasifikasikan berdasarkan:

1. Berdasarkan Tempat Hidupnya
a. Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.

Pada virus T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada banyak virus lain, termasuk virus penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya adalah RNA. Pada virus RNA, RNA "baru" dibuat dengan cara menggandakan langsung RNA "lama" atau dengan lebih dulu membentuk potongan DNA pelengkap. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle.

Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.

b. Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).

c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.

2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss), DNA pita ganda (DNA ds), RNA pita tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).

3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus
Dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
  • Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus). Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
  • Virus yang tidak memiliki selubung. Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.

D. Perkembangbiakan Virus
Untuk berkembang biak, virus harus menginfeksi sel inang. Inang virus berupa makhluk hidup lain, yaitu bakteri, sel tumbuhan, sel hewan. Cara reproduksi virus dikenal dengan proliferasi.

1. Tahap-tahap Perkembangbiakan Virus
Daur virus dapat dibedakan menjadi daur litik dan daur lisogenik.
a. Daur litik
Litik atau virulen, bila fage litik menginfeksi sel dan sel tersebut memberikan tanggapan dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam jumlah yang besar, yaitu pada masa akhir inkubasi. Sel ini akan pecah atau mengalami lisis yang akan melepaskan fage-fage baru untuk menginfeksi sel-sel inangnya.
  • Absorbsi (fase penempelan) ujung ekor menempel/melekat pada dinding sel bekteri.  Setelah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri atau inang.
  • Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).  Selubung (seludang) sel berkontraksi yang mendorong inti ekor ke dalam sel melalui dinding dan membran sel, kemudian virus tersebut menginjeksikan DNA ke dalam sel bakteri.
  • Sintesis (fase pembentukan).  DNA virus yang telah diinjeksikan yang mengandung enzim lisozim ke dalam akan menghancurkan DNA bakteri, sehingga DNA virus yang berperan mengambil alih kehidupan.
  • Perakitan.  Bagian-bagian kapsid kepala, ekor, dan rambut ekor yang mula-mula terpisah selanjutnya dirakit menjadi kapsid virus kemudian DNA virus masuk ke dalamnya, maka terbentuklah tubuh virus yang utuh.
  • Lisis (fase pemecahan sel inang).  Virus ini telah mengambil alih perlengkapan metabolik sel inang bakteri yang menyebabkan memuat asam nukleat virus dari pada asam nukleat bakteri.
 Virus tidak dapat diklasifikasikan sebagai sel karena virus tidak memiliki nukleus dan si Struktur,  Bentuk, dan Klasifikasi Virus
b. Daur lisogenik
Tenang atau lisogenik, tipe ini tidak mengalami lisis (selnya pecah), jadi asam nukleatnya dibawa dan
direplikasikan di dalam sel-sel bakteri dari satu generasi ke generasi yang lain, namun bisa secara mendadak menjadi virulen pada suatu generasi berikutnya dan menyebabkan lisis pada sel inangnya. Kadang-kadang virus ini melakukan daur lisogenik dengan tahap-tahapnya:
  • Fase absorbsi. .
  • Fase injeksi.
  • Fase penggabungan.
  • Fase pembelahan.
  • Fase sintesis
  • Fase perakitan.
  • Fase litik.

Pembajakan Lima Langkah
Virus menggandakan dirinya sendiri dengan membajak materi genetik dari suatu sel hidup. Urutan lima langkah ini memperlihatkan bagaimana bakteriofage T4 melaksanakan proses ini.
  • Siklus dimulai dengan merekatkan diri ke dinding sel bakteri.
  • Selama tahap penetrasi, DNA virus masuk ke sel.
  • Ia kemudian mengendalikan sel. Proses normal sel terhenti, dan sebagai gantinya ia membuat salinan bagian komponen virus.
  • Dalam tahap penyusunan, bagian-bagian yang berbeda-beda disatukan untuk menghasilkan virus baru.
  • Akhirnya, salinan atau virus "replika" ke luar dari sel.

E. Peranan Virus bagi Kehidupan
Virus yang Menguntungkan:
Virus kebanyakan bersifat merugikan karena jenis-jenis virus yang berbeda yang menginfeksi dan menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Tetapi dengan kelebihannya, manusia dapat menemukan virus yang dapat dimanfaatkan.
  • Untuk membuat antitoksin.
  • Untuk melemahkan bakteri.
  • Untuk reproduksi vaksin.

Virus yang Merugikan:
Sebagian besar virus bersifat merugikan, yaitu dapat menimbulkan berbagai penyakit pada hewan, tumbuhan, maupun manusia.

a. Menyebabkan penyakit pada manusia
  • Orthomyxovirus, yang menyebabkan influenza.
  • Paramyxovirus, menyebabkan penyakit campak.
  • Herpesvirus varicella, menyebabkan cacar air.
  • Corona, menyebabkan SARS (Severe Accute Respiratory Syndroms), merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan.
  • Virus Cikungunya, menyebabkan penyakit cikungunya.
  • Virus hepatitis A dan hepatitis B, menyebabkan penyakit hepatitis.
  • Virus Onkogen, menyebabkan kanker.
  • Tagovirus (flavovirus), menyebabkan demam berdarah.
  • HIV (Human Imunodeficiency Virus), menyebabkan AIDS (Acquired Imunodeficiency Syndrome).
b. Menyebabkan penyakit pada hewan
  • Polyma, penyebab tumor pada hewan.
  • Rous Sarcoma Virus (RSV), penyebab kanker pada ayam.
  • Rhabdovirus, penyebab rabies pada vertebrata (anjing, kera, dan lain-lain). Vaksin rabies ditemukan oleh Louis Pasteur.
  • Tetelo pada ayam atau NCD (New Castle Disease).
  • Penyakit kuku dan mulut pada ternak, seperti sapi dan kambing.
c. Menyebabkan penyakit pada tumbuhan
  • Virus mozaik penyebab mozaik (bercak kuning) pada tembakau.
  • CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) penyebab penyakit pada jeruk.
  • Virus tungro, penyebab penyakit pada tanaman padi. Vektornya adalah wereng hijau dan wereng cokelat.